Ada bermacam-macam cara untuk
melakukan dzikrullah, tergantung dari guru pembimbing ruhani kita. Tidak
setiap orang yang berilmu bisa menjadi pembimbing ruhani. Ada beberapa
persyaratan untuk menjadi guru pembimbing ruhani yang menurut Al Ghazali
dalam buku O, ANAK adalah sebagai berikut :
Dia benar-benar berilmu
dan matang, dia telah melepaskan diri dari masalah keduniawian,
pelajaran yang dia peroleh mempunyai silsilah yang jelas dari guru ke
guru ruhani sebelumnya sampai ke Rosulullah sendiri. Di dalam kehidupan
sehari-harinya dia bersahaja, sabar, shalat, syukur, tawakal, yakin, tak
pernah mengeluh, berhati tenang, berdada lapang, rendah hati, berlaku
benar, bermalu, menepati janji, tetap hati, tidak tergesa-gesa dsb.
Guru
pembimbing ruhani yang memenuhi kriteria Al Ghazali tersebut sungguh
sulit dicari, apalagi di abad globalisasi ini. Kriteria nya mungkin bisa
kita tambah mungkin bisa kita kurangi. Misalnya : Dia harus seorang
sarjana agar daya analisa dan wawasan berpikirnya menjadi lebih luas.
Dia mempunyai pengalaman bathin pernah bertemu dengan Rosulullah,
sehingga kita harapkan dia bisa membimbing kita, secara minimal bisa
mempertemukan kita dengan Rosulullah. Dalam hal ini Iblis pun tidak bisa
merubah bentuk dirinya seperti Rosulullah.
Yang menjadi pertanyaan
adalah bagaimana jadinya seandainya kita tidak sempat berjumpa dan
berguru kepada guru pembimbing ruhani yang seperti itu ??? Untuk itu
kita tak perlu khawatir, karena sesungguhnya GURU SEJATI ADA DI DALAM
DIRI… di dalam SIR ada AKU, tempat AKU menyimpan rahasia…
Berarti
pintu ijtihad masih tetap terbuka… Jangan percaya kepada orang-orang
yang mengatakan bahwa kalau tanpa bimbingan guru maka pembimbingnya
adalah syaetan. Kuncinya adalah yakin dan tetap berpegang teguh kepada
Al Qur’an dan Sunah Rosulullah insya Allah kita pasti selamat.
ORANG-ORANG YANG BERJUANG DI JALAN ALLAH, TENTU KAMI BIMBING MEREKA KE JALAN-JALAN KAMI (AL ANKABUT 29 : 69).
TUHAN AKAN MEMBIMBING ( DENGAN CAHAYA-NYA ) KEPADA CAHAYANYA BAGI SIAPA YANG DIA KEHENDAKI (AN NUUR 24 : 35).
CAHAYA
ITU MENERANGI RUMAH-RUMAH , DI DALAMNYA ALLAH TELAH BERKENAN UNTUK
DIHORMATI DAN DISEBUT NAMANYA SERTA BERTASBIH PADA WAKTU PAGI DAN PETANG
(AN NUUR 24 : 36).
Rumah yang mana … ??? Silahkan renungkan sendiri …
Bila hamba Ku mencintai Ku, maka Akupun akan mencintainya.
Bila
hamba Ku mendekati Ku sejengkal maka Aku akan mendekati dia sedepa,
bila dia mendekati Ku dengan berjalan maka Aku akan mendekat kepadanya
dengan berlari (hadits).
Tidaklah ada satu cara untuk mendekatkan
diri kepada-Ku, yang lebih Aku sukai dari pada mengerajakan apa yang
Aku perintahkan dan tidaklah berhenti hamba-Ku mendekatkan diri kepada
Ku dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang nawafil (sunah), sehingga
Aku pun mencintai dia. Dan bila Aku mencintainya maka Aku-lah yang
menjadi penglihatannya ketika ia melihat, Akulah yang menjadi tangannya
ketika ia memukul, Akulah yang menjadi kakinya ketika ia berjalan.
Akulah yang menjadi hatinya ketika ia berkehendak. Dan bila ia memohon
kepada-Ku, Aku kabulkan dia. Bila dia berlindung kepada-Ku, Aku lindungi
dia (Hadits).
Walaupun Dzikir Asma Allah merupakan amalan sunah
(bukan amalan wajib), akan tetapi Dzikir dalam arti kata yang luas
merupakan jalan terdekat menuju kepada Allah. Bila kita dekat kepada
Allah, maka kita akan diberi kemudahan, kekuatan Daya Ketuhanan dan
perlindungan Allah bahkan Allah berkenan membuka tabir bagi para sufi
untuk belajar ilmu langsung dari LAUH MAHFUDH . Itulah karunia Allah
yang sangat luar biasa bagi umat Muhammad. Itulah keistimewaan dzikir…
Sebetulnya
arti harfiahnya kata dzikir dan meditasi adalah sama, yaitu
mengosongkan pikiran, sambil mengulang-ngulang Nama Tuhan dengan Nama
Tuhan apapun yang kita sebut asalkan Nama yang baik-baik. Siapapun yang
mengerjakannya, hasilnya akan sama, seperti kata Jalaluddin Rumi :
Apapun agamanya buah dari keimanan tidak pernah berubah, keadaannya,
tempatnya dalam kehidupan serta efek-efek yang dihasilkannya adalah sama
dimana-mana.
Bila kita hendak melakukan latihan dzikir, sebaiknya
kita lakukan shalat sunah terlebih dahulu agar suasana religius, suasana
sakral, khusyuk, hening dan hidmat bisa kita bina tahap demi tahap.
Biasanya dilakukan setelah shalat Isa dan dianjurkan pada jam ganjil,
misalnya pkl 21.00, bisa juga pkl 23.00 atau pkl 01.00 setelah lewat
tengah malam.
Menurut para sesepuh untuk pengisian pribadi sebaiknya
dimulai pkl 01.00 yang merupakan angka Alif, dimana pada saat itu
suasananya sudah cukup sepi dan juga memasuki sepertiga malam. Pada saat
tersebut Allah juga berkenan mengutus malaikat-malaikatnya bagi
hamba-hamba yang sedang mendekatkan diri kepada Nya. Adapun shalat
sunah yang dianjurkan adalah shalat Taubat, shalat Hajat dan istikharoh,
tergantung dari kebutuhan pribadi masing-masing.
Sebelum shalat
Sunah, terlebih dahulu kita berdo’a dengan apa yang disebut do’a kunci,
sebagai do’a pembukaan dan sebagai do’a penutup, adalah sbb : (1 s/d 4).
1. A’udzubillaahiminasy syaethonnirrojiim 1 kali
2. Basmalah 3 kali
3. Dua kalimah syahadat 1 kali
4. Innalillahi wa inna ilahi roojiuun 1 kali
5. bisa di isi do’a lain sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya : membaca haoqollah
Laa
haola wala kuwwata ilaa bilaahil aliyil adhim 1 kali untuk penyerahan
diri secara total kepada Allah. (Ya Allah, Ya Abdal Jabar) 3 kali untuk
menambah kekuatan dan menggetarkan generator (AKU) dalam diri kita.
Masing-masing shalat sunah dikerjakan 2 raka’at yang diakhiri dengan salam.
Bisa
juga pada saat niat, ketiga shalat sunah tersebut kita gabung dan
dikerjakan cukup dengan 4 raka’at saja, setiap selesai 2 raka’at
diakhiri dengan salam dengan niat sbb :
Usholi sunatan li istiharoti ma’a taobati li qodo’il hajati … dst …
Pada
raka’at ke 1, setelah membaca surat Al Fatihah, baca surat Al Ikhlas 10
kali. Pada raka’at ke 2, setelah membaca surat Al Fatihah, baca surat
Al Ikhlas 20 kali. Kemudian diakhiri dengan salam.
Pada raka’at ke 3, setelah membaca Al Fatihah, baca surat Al Ikhlas 30 kali.
Pada raka’at ke 4, setelah membaca Al Fatihah, baca surat Al Ikhlas 41 kali.
Kemudian diakhiri dengan salam.
Setelah
selesai shalat sunah kemudian membaca AL Fatihah yang dihadiahkan
kepada Rosulullah, membaca Al Fatihah untuk para nabi dan para wali
Allah, untuk para sahabat, para Tabiin, para Malaikat, untuk para
suhada, para guru, para sesepuh kita khususnya untuk kedua orang tua
kita, diri kita sendiri serta untuk anak-istri kita.
Membaca Surat Al
Ikhlas 3 kali, Al Falaq 1 kali dan An Nas 1 kali, Al Baqarah 2 : 1-5
dan 163, Ayat Qursyi dan Al Kafirun 1 kali.
Membaca tahlil : Laa ilaaha ilallah (minimal 19 kali atau 41 kali )
Membaca salawat nabi (minimal 19 kali atau 41 kali ).
Membaca istigfar 14 kali atau 41 kali (7 kali untuk mohon ampunan dosa lahir dan 7 kali berikutnya untuk dosa bathin).
Bila ingin lebih lengkap, silahkan membaca tasbih, hamdallah, tahlil, takbir, tahmid.
Angka 19 dan angka 41 adalah angka angka istimewa di dalam Al Quran.
Kemudian
membaca do’a khusus, yang sesuai dengan maksud dan tujuan kita (hajat
kita) secara pribadi atau yang sesuai dengan petunjuk guru pembimbing
ruhani kita.
Misalnya :
Untuk mengenal jati diri (diri yang sejati) yang dibaca adalah sbb :
Surat
Al Kahfi 107 s/d 110 sebanyak 101 kali (minimal 41 kali), Surat An Nur
24 : 35 (minimal 41 kali), diakhiri Surat Al Qaf 50 : 22 ( minimal 41
kali ) yaitu :
FAKASYAFNAA ANKA GITO AKA FABASHORUKAL YAOMA HADIID.
Kami singkapkan tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu
menjadi tajam.
Bagi mereka yang sedang menuntut ilmu, yang dibaca cukup : Surat An Nur 24 : 35 dan surat Al Qaf 50 : 22 saja.
Bagi pasangan suami istri yang ingin mempunyai anak yang dibaca adalah surat Yasiin 36 : 82.
Bagi
mereka yang ingin mendapatkan jodoh yang hak, yang maslahat lahir dan
bathin, bacalah Surat Al Anbiya 21 : 89, Surat At Taubah 9 : 128-129 dan
Yasin 36 : 82.
Sesungguhnya masih banyak lagi do’a-do’a lain dengan
makna yang tersurat dan yang tersirat sesuai dengan maksud dan tujuan
kita pribadi. Silahkan pilih dan cari sendiri dalam Al Qur’an.
Selanjutnya munajat dalam hati :
Ya
Allah … Engkaulah yang maha mendengar dan maha mengetahui apa yang aku
ucapkan dan apa yang ada di dalam hatiku. Oleh karena itu Ya Allah…
limpahkanlah ampunan Mu dan Kasih Sayang Mu kepada diriku.
Ya Allah …
aku bersyukur atas segala nikmat dan karuniaMu, rahmat dan barokahMu
yang telah Engkau limpahkan kepadaku, baik pada masa lalu, masa kini
maupun pada masa yang akan datang.
Ya Allah .. Hamba mohon izin dan
keridhoan Mu … (sebutkan satu persatu apa-apa permasalahan yang sedang
kita hadapi, misalnya ingin melihat jati diri).
Ya Allah .. aku
serahkan segala urusanku kepada Mu, Engkaulah Yang Maha Kuasa atas
segalanya ( pasrah total ). Boleh dilanjut dengan membaca haoqollah.
Kita tidak boleh memaksa Allah, setiap permohonan harus diserahkan
kembali kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Mengetahui yang
terbaik bagi hambaNYA.
Kemudian kita berdzikir, biarkan “Tangan” Tuhan yang bekerja.
Duduklah
dengan santai diatas kursi atau duduk bersila diatas lantai dengan alas
yang empuk. Duduk setegak mungkin, tapi jangan dipaksakan. Usahakan
agar posisi kepala dan tulang ekor membentuk satu garis lurus.
Pandangan lurus kedepan, mata dipejamkan. Santai, senyum dan pasrah.
Kedua telapak tangan berada di atas paha, menghadap ke bawah. Bila duduk
bersila, kaki kanan di atas, kaki kiri dibagian bawah, kedua telapak
kaki menghadap ke atas. Kedua lengan bersilangan, lengan kanan
menyilang di atas lengan kiri, seolah-olah membentuk huruf LAM ALIF.
Telapak tangan kanan berada di atas telapak kaki kanan, dan telapak
tangan kiri menempel pada betis kaki kanan, seolah-olah menutupi telapak
kaki kiri, sehingga tenaga bio-elektrik yang terpancar baik dari
telapak kaki maupun dari telapak tangan tidak ada yang terbuang, masuk
kembali ke dalam tubuh.
Selanjutnya :
1. Baca do’a kunci 1 kali
2. Untuk menggerakkan generator baca : (Ya Allah, Ya Abdal Jabar) 3 kali.
3. Untuk penyerahan total baca : laa haola walaa kuwata ilaa bilahil aliyil adhim 1 kali
4. Baca : Kodimul hajati wal hajatu goibus siri masya Allah walaa haola walaa kuwata ila billaahil aliyil adzim.
5. Baca : Illaahi antal maksudi wa ridhoka mathlubi. Kaf Ha Ya Ain Shod Kifayatuna. Ha Mim Ain Sin Qof Himayatuna.
6.
Baca : Illahi antal maksudi wa ridhoka mathlubi, A’thini mahabbataka wa
makrifataka. Ya Allah Engkaulah tujuanku, keridhoan Mu yang aku cari,
aku mengharapkan kasih sayang Mu serta Cinta dan Makrifat Mu …
7. Ya
Allah, kumohon cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu,
jadikanlah cintaku kepadaMU melebihi cintaku kepada diriku sendiri,
keluargaku serta air yang dingin.
8. Membentengi diri dan seluruh penghuni rumah.
9. Niat dzikir.
Berserah
diri kepada Allah merupakan benteng keikhlasan yang tidak bisa ditembus
oleh apapun yang bersifat bathil. Berarti tanpa kita membentengi diri
secara khususpun sesungguhnya pada saat kita melakukan dzikrullah dengan
hati yang pasrah, maka dengan sendirinya kita sudah mendapat
perlindungan dari Allah SWT. Namun bila kita ingin lebih mantap lagi,
maka buatlah benteng perlindungan secara khusus sebelum kita melakukan
dzikir dan meditasi tersebut.